Pemberontakan Cina pada Belanda
tahun 1914-1916 dinamakan "Perang
Kenceng"
di Kalimantan Barat
The Rebellion of China to Netherlands
in 1914-1916 called "Kenceng War"
in West Kalimantan
Pada 1884, hasil tambang susut drastis. Kongsi-kongsi Cina itu dibubarkan, karena tak lagi mendatangkan keuntungan. Para penambang, orang-orang Cina itu, lalu beralih kerja menjadi pedagang hasil bumi: kopra, pala, dan lada -- di Kalimantan Barat perdagangan hasil bumi itu hingga kini masih dikuasai kalangan mereka. Sebagian lainnya mengusahakan permainan judi di kawasan kumuh. Lalu jadilah mereka, yang jadi pedagang dan bandar, penduduk Kalimantan Barat. Sementara itu, emas, yang tak lagi sebanyak di abad ke-17 dan ke-18 itu, tetap saja jadi sumber konflik hingga kini. Bukan lagi antara imigran dan penguasa setempat, melainkan antara rakyat penambang tradisional dan perusahaan pemegang konsesi.
Tahun 1914, bertepatan dengan Perang Dunia I, terjadi pemberontakan Sam
Tiam (tiga mata, tiga kode, tiga cara). Pemberontakan di Monterado
dipimpin oleh bekas keluarga Republik Monterado, sedangkan pemberontakan
di Mempawah dipimpin oleh bekas keluarga Republik Lan Fong. Mereka juga
dibantu oleh masyarakat Melayu dan Dayak yang dipaksa untuk ikut.
Pemberontakan berakhir tahun 1916 dengan kemenangan di pihak Belanda.
Belanda kemudian mendirikan tugu peringatan di Mandor bagi prajurit-prajuritnya yang gugur selama dua kali pemberontakan Cina (tahun 1854-1856 dan 1914-1916). Perang 1914-1916 dinamakan Perang Kenceng oleh masyarakat Kalimantan Barat.
Tahun 1921-1929 karena di Tiongkok (Cina) terjadi perang saudara, imigrasi besar-besaran orang Cina kembali terjadi dengan daerah tujuan Semenanjung Malaya, Serawak dan Kalimantan Barat.Di luar dugaan Zorg agaknya, ternyata kekuatan musuh sudah demikian besar Zorg tewas di benteng musuh. Dan pemberontakan semakin berkobar. Orang-orang Cina di luar komplotan tiga Kongsi itu ikut mengangkat senjata. Kompeni mendatangkan pasukan tambahan yang dikomando oleh Andersen: Akhirnya pemberontak dipadamkan setelah 5 tahun pertempuran. Para imigran Cina tetap boleh menambang emas, namun harus tetap menaati kesepakatan lama soal cukai itu. Hanya saja, cukai tak lagi dibayarkan kepada Sultan, melainkan kepada Belanda.
Belanda kemudian mendirikan tugu peringatan di Mandor bagi prajurit-prajuritnya yang gugur selama dua kali pemberontakan Cina (tahun 1854-1856 dan 1914-1916). Perang 1914-1916 dinamakan Perang Kenceng oleh masyarakat Kalimantan Barat.
Tahun 1921-1929 karena di Tiongkok (Cina) terjadi perang saudara, imigrasi besar-besaran orang Cina kembali terjadi dengan daerah tujuan Semenanjung Malaya, Serawak dan Kalimantan Barat.Di luar dugaan Zorg agaknya, ternyata kekuatan musuh sudah demikian besar Zorg tewas di benteng musuh. Dan pemberontakan semakin berkobar. Orang-orang Cina di luar komplotan tiga Kongsi itu ikut mengangkat senjata. Kompeni mendatangkan pasukan tambahan yang dikomando oleh Andersen: Akhirnya pemberontak dipadamkan setelah 5 tahun pertempuran. Para imigran Cina tetap boleh menambang emas, namun harus tetap menaati kesepakatan lama soal cukai itu. Hanya saja, cukai tak lagi dibayarkan kepada Sultan, melainkan kepada Belanda.
Chinese opstand in Nederland
jaren 1914-1916 genaamd "War kenceng" in West-Kalimantan
jaren 1914-1916 genaamd "War kenceng" in West-Kalimantan
In 1884, het resultaat van de drastische krimp mijnbouw. Kongsis China werd ontbonden, omdat niet meer rendabel zijn. De mijnwerkers, het Chinese volk, dan is het draaien van het werk in een koopman gewassen: kokosnoot, nootmuskaat en peper - in West-Kalimantan handel gewassen die nog steeds gedomineerd worden onder hen. Anderen zoeken een gokspel in de sloppenwijken. Zijn ze dan, die zo kooplieden en handelaren, de bewoners van West-Kalimantan. Ondertussen, goud, dat is niet meer zo veel in de 17e eeuw en in de 18e, nog steeds een bron van conflict tot nu toe. Niet tussen immigranten en de lokale overheden, maar tussen de mensen van de traditionele mijnwerkers en bedrijven die over concessies.
1914, die samenviel met de Eerste Wereldoorlog, was er een opstand Sam Tiam (drie ogen, drie code, drie manieren). Opstand in Monterado leiding van voormalig Republiek Monterado familie, terwijl in Mempawah opstand onder leiding van de voormalige Republiek Lan Fong familie. Zij werden ook bijgestaan door het Maleis en Dayak gemeenschappen die werden gedwongen om deel te nemen. De opstand eindigde in 1916 met de overwinning in Nederland.
Holland op te richten dan een standbeeld in Foreman voor soldaten die tijdens de Chinese opstand stierf twee keer (in 1854-1856 en 1914-1916). Kenceng Oorlog 1914-1916 oorlog genoemd door de mensen van West-Kalimantan.
Jaren 1921-1929 als in China (China) een burgeroorlog, immigratie op grote schaal van de Chinese re-optreden met het doel van het Maleise schiereiland, Sarawak en West-Kalimantan.
Zorg vrij onverwacht, het heeft zo'n grote vijand kracht Zorg werd gedood in een vijandelijke vesting. En de woedende opstand. Chinezen buiten de bende van drie Kongsi niet naar de oorlog. Eindelijk rebellen uitgeblust na 5 jaar vechten: bedrijf om extra troepen onder bevel van Andersen brengen. Chinese immigranten moet nog goud te delven, maar moet nog steeds houden aan de oude overeenkomst over de belasting. Het is gewoon niet meer de aan de Sultan belasting, maar naar Nederland.
The Rebellion of China to Netherlands
in 1914-1916 called "Kenceng War"
in West Kalimantan
In 1884, the result of the drastic shrinkage mining. Kongsis China was disbanded, because no longer be profitable. The miners, the Chinese people, then turning the work into a merchant crops: coconut, nutmeg, and pepper - in West Kalimantan trade crops that are still dominated among them. Others seek in gambling in the slums. Then they, who so traders and dealers, residents of West Kalimantan. Meanwhile, gold, which is no longer as much in the 17th century and into the 18th, still be a source of conflict until now. Not between immigrants and the local authorities, but between the people of the traditional miners and companies holding concessions.
1914, coinciding with World War I, there was a rebellion Sam Tiam (three eyes, three code, three ways). Rebellion in Monterado led by former Republic Monterado family, whereas in Mempawah rebellion led by former Republic of Lan Fong family. They were also assisted by the Malay and Dayak communities who were forced to participate. The rebellion ended in 1916 with victory in the Netherlands.
Holland then erect a statue in Foreman for soldiers who died during the Chinese uprising twice (in 1854-1856 and 1914-1916). Kenceng War 1914-1916 war called by the people of West Kalimantan.
Years 1921-1929 as in China (China) a civil war, large-scale immigration of Chinese re-occur with the purpose of the Malay Peninsula, Sarawak and West Kalimantan.
Zorg rather unexpectedly, it has such a large enemy force Zorg was killed in an enemy fortress. And the raging insurgency. Chinese people outside the gang of three Kongsi not go to war. Company to bring additional troops commanded by Andersen: Finally rebels quenched after 5 years of fighting. Chinese immigrants still must mine gold, but must still abide by the old agreement about the tax. It's just no longer the tax paid to the Sultan, but to the Netherlands.
中国起义荷兰
1914-1916年被称为“战争kenceng”
在西加里曼丹省
1914-1916年被称为“战争kenceng”
在西加里曼丹省
1884年,大幅缩水挖掘的结果。 Kongsis中国被解散,因为不再是有利可图的。矿工,中国人,然后再打开工作纳入一个商人作物:椰子,肉豆蔻,胡椒 - 在他们当中仍然占据西加里曼丹贸易作物。其他寻求赌博游戏中的贫民窟。然后是他们,谁这么客商和经销商,西加里曼丹省的居民。与此同时,黄金,这已不再是尽可能多的在17世纪到18日,仍然是冲突的根源,直到如今。没有移民和当地政府之间,但之间的传统矿工的人和公司控股优惠。
1914年,第一次世界大战重合,有一个叛乱山姆Tiam食府(三只眼,三码,三种方式)。叛乱Monterado由前共和国Monterado家庭,而在Mempawah叛乱为首的兰共和国前芳族。他们还帮助了谁是被迫参加的马来人和达雅社群。起义军在1916年结束了与胜利在荷兰。
荷兰则竖立在工头的雕像战士谁是中国的起义中牺牲的两次(1854年至1856年和1914年至1916年)。 Kenceng战争1914-1916战争称为西加里曼丹的人。
1921-1929年在中国(中国)内战,中国人大规模移民再次发生与马来半岛,沙捞越州和西加里曼丹的目的。
Zorg而出乎意料的是,如此庞大的敌军Zorg在敌人的堡垒死亡。和来势汹汹的叛乱。三个团伙以外的中国人悬空寺不是去打仗。公司带来了安徒生指挥更多的军队:最后叛军5年战斗后,淬灭。中国移民还是要开采金矿,但必须由有关税收的旧协议仍住。它只是不再支付给苏丹的税,而是荷兰。
No comments:
Post a Comment