PATIH GUMANTAR -
THE KING IN KANAYATN LAND
THE KING IN KANAYATN LAND
Raja Patih Gumantar-
Raja Dayak kanayatn
Sejak berdirinya kerajaan Mempawah
hingga berakhirnya masa kepemimpinan berakhir, kerajaan sudah mengalami
perpindahan pusat kerajaan sebanyak lima kali.
Yakni pegunungan Sadaniang, Pekana-Karangan, Senggaok, Sebukit Rama, dan Mempawah.
Raja yang memimpin kerajaan Mempawah dibagi dalam dua zaman, yaitu :
zaman Dayak dan Islam.
Zaman Dayak dipimpin oleh tiga raja,
sedangkan zaman Islam dipimpin oleh 13 raja.
Raja zaman Dayak adalah Patih Gumantar, Raja Kudong, dan Panembahan Senggaok.
Raja zaman Islam adalah Opu Daeng Menambon, Gusti Jamiril, Syarif Kasim, Syarif Husein, Gusti Jati, Gusti Amir, Gusti Mukmin, Gusti Mahmud, Gusti Usman, Gusti Ibrahim, Muhammad Tsafiudin, Drs Gusti H Jimmi Muhammad Ibrahim, dan Ir Mardan Adijaya M Sc P Hd.
Yakni pegunungan Sadaniang, Pekana-Karangan, Senggaok, Sebukit Rama, dan Mempawah.
Raja yang memimpin kerajaan Mempawah dibagi dalam dua zaman, yaitu :
zaman Dayak dan Islam.
Zaman Dayak dipimpin oleh tiga raja,
sedangkan zaman Islam dipimpin oleh 13 raja.
Raja zaman Dayak adalah Patih Gumantar, Raja Kudong, dan Panembahan Senggaok.
Raja zaman Islam adalah Opu Daeng Menambon, Gusti Jamiril, Syarif Kasim, Syarif Husein, Gusti Jati, Gusti Amir, Gusti Mukmin, Gusti Mahmud, Gusti Usman, Gusti Ibrahim, Muhammad Tsafiudin, Drs Gusti H Jimmi Muhammad Ibrahim, dan Ir Mardan Adijaya M Sc P Hd.
Masa Dayak
- Patih Gumantar (± 1380)
- Raja Kudung (± 1610)
- Panembahan Senggaok (± 1680)
Masa Islam
- Opu Daeng Menambon bergelar Pangeran Mas Surya Negara (1740–1761)
- Gusti Jamiril bergelar Panembahan Adiwijaya Kesuma (1761–1787)
- Syarif Kasim bergelar Panembahan Mempawah (1787–1808)
- Syarif Hussein (1808–1820)
- Gusti Jati bergelar Sri Paduka Muhammad Zainal Abidin (1820–1831)
- Gusti Amin bergelar Panembahan Adinata Krama Umar Kamaruddin (1831–1839)
- Gusti Mukmin bergelar Panembahan Mukmin Nata Jaya Kusuma (1839–1858)
- Gusti Makhmud bergelar Panembahan Muda Makhmud Alauddin (1858)
- Gusti Usman bergelar Panembahan Usman (1858–1872)
- Gusti Ibrahim bergelar Panembahan Ibrahim Muhammad Syafiuddin (1872–1892)
- Gusti Intan bergelar Ratu Permaisuri (1892–1902)
- Gusti Muhammad Thaufiq Accamuddin (1902–1944)
- Gusti Mustaan (1944–1955); diangkat oleh Jepang
- Gusti Jimmi Muhammad Ibrahim Bergelar Panembahan XII (1955-2002)
- Pangeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim bergelar Panembahan XIII (2002–sekarang)
Since the establishment of the kingdom Mempawah expire until the end of the leadership, the kingdom has experienced displacement of the center of the kingdom five times.
Namely Sadaniang mountains, Pekana-Karangan , Senggaok, Sebukit Rama, and Mempawah.
King, who led the kingdom was divided in two ages Mempawah, namely:
Dayak and the Islamic era.
Dayak era led by three kings,
while the Islamic era led by 13 kings.
Dayak Kings were: Patih Guman, Kudong, and Panembahan Senggaok.
Muslim kings were: Opu Daeng Menambon, Gusti Jamiril, Syarif Kasim, Sharif Hussein, Gusti Jati, Amir Gusti, Gusti believer, Mahmud Gusti, Gusti Usman, Ibrahim Gusti Muhammad Tsafiudin, Drs H Jimmi Gusti Muhammad Ibrahim, and Ir Mardan Adijaya M sc P Hd.
No comments:
Post a Comment