Friday, February 8, 2013


Plan change name of International Airport    Sepinggan Balikpapan Airport became Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan City Government taken seriously


Rencana pergantian nama Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan menjadi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, diseriusi Pemkot Balikpapan. Pasalnya, usai gubernur Kaltim memberi usulan pergantian nama tersebut, pemkot bergerak membentuk tim untuk menganalisis usulan nama bandara baru.
 
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengakui hingga saat ini pihaknya sudah membentuk tim untuk mengaji usulan nama baru bandara Sepinggan. Tujuan dibentuk tim ini, kata Rizal, yakni mencari jalan tengah apakah pergantian nama ini diperlukan atau tidak.

Ditanya terdiri dari apa saja tim yang dibentuk pemkot ini, Rizal mengaku semua pihak bakal dilibatkan termasuk akademisi. Detailnya seperti apa, ia mengaku tak ingat. Namun tim ini terdiri dari pihak-pihak yang berkompeten dan tak asal cabut.
 
“Saat ini tim masih mengaji. Jadi belum menghasilkan apa-apa. Sebab wacana ini baru muncul, dan langsung kita sikapi,” terangnya saat ditemui kemarin.
Disinggung nama yang diusulkan gubernur, apakah ia melihatnya merupakan nama tepat. Rizal mengakui, pada prinsipnya gubernur memiliki pertimbangan-pertimbangan. Apalagi secara historinya nama AM Sulaiman memiliki pengaruh besar saat memimpin Kerajaan Kutai. 
 
“Sultan AM Sulaiman kan memiliki pengaruh besar untuk perkembangan Kaltim. Tentunya di dunia internasional. Jadi gubernur memiliki pertimbangan tersendiri,” katanya.
 
Sebelumnya, Ketua DPRD Balikpapan Andi Burhanuddin Solong (ABS), ditemui di sela-sela pembukaan Festival Erau di Balikpapan, Rabu (6/2), mengakui sudah mendengar rencana pergantian nama oleh gubernur saat topping-off terminal penumpang Bandara Internasional Sepinggan. Menurutnya, apa yang direncanakan gubernur tak ada masalah. Namun untuk mewujudkannya perlu ada analisis lebih jauh.
 
Dikatakannya, analisis yang dimaksud ialah telaahan mengenai perlu tidaknya nama bandara bertaraf internasional diganti. Sebab, kata ABS, untuk mengubah ikon sebuah kota harus perlu pertimbangan.
 
“Silakan saja diganti. Tapi harus ada analisis mulai filosofis, yuridis, dan sosiologis suatu objek,” terangnya.
 
Ditambahkan, mengubah nama atau ikon suatu wilayah, apalagi objek nama yang akan diganti tersebut vital dan sudah dikenal secara luas perlu analisis secara tepat. Diakui, saat ini seantero negeri tahu, jika bandara di Balikpapan bernama Sepinggan. Wajar, jika perubahan nama tadi harus disertai masukan-masukan pihak-pihak yang berkompeten.
 
“Selama ada telaahan dan analisis tadi, saya setuju saja. Namanya saja wacana, tentu ada pro dan kontra. Namun jika pemerintah meyakinkan nama ini baik dan memiliki nilai sejarah, kenapa tidak,” tambahnya.
 
Disinggung tentang nama yang diusulkan gubernur, ABS mengakui nama tersebut tentu banyak masyarakat Kaltim yang mengetahui. Sebab, Sultan AM Sulaiman merupakan salah satu raja di tanah Kutai Kartanegara.
 
“Secara sejarah tentu banyak yang mengetahui. Tapi sekarang, tinggal pemerintah meyakinkan pada masyarakat usulan nama tadi. Yang penting, jangan melupakan analisa-analisa tadi,” tutupnya.
 
Sebagai informasi, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengusulkan pergantian nama seiring berjalannya perluasan bandara. Di hadapan Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub), Bambang Susantono, Gubernur Awang mengusulkan bandara terbesar di Kaltim ini dinamai Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan. Nama ini, tidak lain diambil dari nama Raja Kutai XVII.
 
Raja Kutai yang memerintah dari tahun 1845 sampai 1899 ini memberi kontribusi besar terhadap kemajuan daerah. Termasuk berpartisipasi dalam pembangunan Terusan Suez.



Plan change name of International Airport    Sepinggan Balikpapan Airport became Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan City Government taken seriously. Because, after the governor of East Kalimantan propose the name change, the city government to move a team to analyze the proposed name of the new airport.
 
Balikpapan Mayor Rizal Effendi admitted today he  has formed a team to review the proposed new name Sepinggan airport. The purpose of this team was formed, said Rizal, ie, find a middle ground if the name change is necessary or not.
 
Asked what a team made up of local government is formed, Rizal claimed all parties involved will include academics. The details as to what he claimed to not remember. However, the team was made up of those who are competent and do not pull origin.
 
"The team is still chanting. So, do not produce anything. Because this emerging discourse, and immediately we take, "he said when met yesterday.
Mention of the names suggested the governor, if he saw a proper name. Rizal acknowledged, in principle, the governor has considerations. Moreover, the name historinya AM Sulaiman has great influence while leading the Kutai kingdom.
 
"Sultan AM Sulaiman's had a major influence on the development of East Kalimantan. Of course in the world. So the governor has its own considerations, "he said.
 
Earlier, the Chairman of the Parliament Balikpapan Andi Burhanuddin Solong (ABS), met on the sidelines of the opening of the Festival Erau in Balikpapan, Wednesday (6/2), recognize the name change was heard by the governor plans when topping-off Sepinggan International Airport passenger terminal. According to him, what the governor planned no problem. But to make it happen there needs to be further analysis.
 
He said the intended analysis research paper is about whether international airport name change. Because, says ABS, to change the icon of a city should need consideration.
 
"Please be replaced. But there should be analysis from philosophical, legal, and sociological an object, "he explained.
 
Added, changing the name or icon of a region, let alone object name that will be replaced is vital and widely recognized need proper analysis. Admittedly, this time around the country know, if the airport in Balikpapan named Sepinggan. Naturally, if it had a name change must be accompanied inputs competent parties.
 
"As long as there research paper and analysis above, I agree. His name alone discourse, of course there are pros and cons. But if the government is convinced the name is good and has historical value, why not, "he added.
 
Mention of the name of the governor proposed, ABS recognizes the names are certainly many people who know the East Kalimantan. Because, Sultan AM Sulaiman is one king in the land of Kutai.
 
"It is certainly a lot to know the history. But now, living in the community to convince the government earlier proposed name. Just do not forget the earlier analyzes, "he concluded.
 
For information, East Kalimantan Governor Awang Faroek Isaac proposed the name change with the passage of the expansion of the airport. In the presence of the Deputy Minister of Transportation (Wamenhub), Bambang Susantono, Governor Awang proposing the largest airport in East Kalimantan is named after Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan. This name, nothing is taken from the name of Raja Kutai XVII.
 
Raja Kutai who ruled from 1845 until 1899 was a great contribution to the advancement of the region. Including participating in the construction of the Suez Canal.


No comments:

Post a Comment