Tuesday, February 26, 2013

Indonesia Recorded As World's Fastest Forest Destroyer


Indonesia Recorded As World's Fastest Forest Destroyer

Indonesia Tercatat Sebagai Perusak Hutan Tercepat di Dunia


Natural Resources (SDA) with the potential benefits of forest Tangible and Intangible, an important contribution to development and people's lives. For example, the supply of timber, non-timber forest products (NTFPs), and environmental services. Value of forest benefits not only the value of economic benefits, but social values ​​and ecosystem protection.


Perkebunan Sawit di Borneo
Palm plantation in Borneo
Economic role of forestry in the show by the contribution of forest benefits in increased income, employment, and value-added economic growth.
Open country and forest products during the period 1991 - 2001 amounted US.3.46-5, 43 billion, with an increase rate of 5-10 percent per year, calculated by the value of its exports. Indonesia's forests are an important part of the lung - the lung of the world. Indonesian forests is not only important for the people of Indonesia, but also for other nations around the world.

Forest area in 30 provinces of Indonesia, by the appointment of Forest and Water in the know, 2007, reaching 112.3 million ha.
While the forest area in the three other provinces (Riau, Riau Islands, and Central Kalimantan), still referring to the Forest Land Use Agreement (TGHK). It  reached 24.76 million ha. Consisting of 15.30 million ha forest in Central


Lokasi transmigrasi
Location of transmigration
Kalimantan and Riau million ha 9.46, and Riau Islands.
National urban design Agency (BPN) in 2007, declared the forest in the three districts was now in very critical condition. Degraded forest areas in Indonesia reached 59.62 million ha which is caused by the activities of illegal logging (illegal logging), conservation of forests into oil palm, rubber and forest fires. The rate of forest degradation in Indonesia in the period 1982-1990 to 0.9 million ha per year. Entering the 1990-1997 period have reached 1.8 million ha per year.

Sad conditions continued in the period 1997-2000, in which the destruction of forests to 2.83 million ha per year.
While in the period 2000-2006 reached 1.08 juta.ha per year. The decrease in forest cover resulted in most parts of Indonesia is prone to ecological disasters (ecological disaster) such as drought, floods and landslides. Based on information from the National Coordination for Disaster Management from 1998 to mid-2003 there have been 647 recorded disasters due to deforestation by 2022 fatalities. 85 percent of the disaster is catastrophic floods and landslides.


Lokasi transmigrasiLocation of transmigration
Riau Province is one of the provinces in Indonesia which hutanya degradation rate as very high.
Over the last two years hutanya damage reached 3.7 juta.ha. While forested land cover reached 8,597,757 ha. Forest in Riau province by TGHK, consisting of Protected Forest (HL) 390 000 ha, and the Natural Reserve Area for Conservation of Nature (KSPA) land area of ​​410,908 ha, Limited Production Forest (HPT) covering an area of ​​1,960,128 ha, and Permanent Production Forest (HPT ) covering an area of ​​1,873,632 ha. Based upon the data Bappedalda Riau, the remaining natural forest living about 1 million ha. Presidential Instruction (Instruction) No. 4 of 2005, on combating Logging In iIlegal in forest areas and Peredaranya, as if not to scare the illegal loggers and timber, something very ironic tentunga an almost similar phenomenon also occurred in West Java Province , based on data Perhutani Unit III West Java, extensive reforestation routinely smaller than the vast reforestation development. Extensive reforestation routinely estimated 1028 ha and 40,802 ha wide reforestation development.

Of the various types of forest disturbance, destruction of crops (trees) are the biggest nuisance tree theft appeal that reaches 150,690 trees.
While from a fire that occurred 4887 recorded 586 ha of forest trees destroyed. In the year 2008 Indonesia in anugerahi Certificate Guinness World Records as the World's Fastest Forest Destroyer. Based on data from the United Nations (UN), 2000 to 2005, an average of 51 per day, Indonesia lost km2 of forest (broken) By calculating the average destruction of Indonesia's forests in 2002 the United Nations released the Sumatra Forest and Forest Kalimantanakan extinct in the year 2032.
But the official release of the UN, is in error in 2007 it is in the foreground and the background by deforestation destruction that runs much faster than that in the estimate. According to the United Nations and the forest in Sumatra Forest Kalimantandi estimate extinct by 2022, or 12 years from the countdown now. Given the weakness of the government dalah eradicate the perpetrators 'Forest Crime' (illegal logging and illegal logging) is likely the future of Indonesia's forests we can only see its presence in the MUSEUM. This course should be mandatory to be food for thought for the organizers state in the Republic, if you do not want to forecasts from the United Nations, is a reality, or will wait sapai came a more terrible catastrophe, which at result of forest destruction.
Around the world, natural forests are in crisis. Plants and animals that live in it are threatened with extinction. And a lot of people and cultures who depend of forests are also being threatened. But not everything is bad news. There is still hope of saving forests and saving the lives of the ancient world hutan.Hutan very diverse. These forests include forest-boreal pine forest types in North America, tropical rain forests, subtropical forests and forest magrove. Together, they maintain environmental systems that are important to life on earth. They influence weather by controlling rainfall and evaporation of water from the soil. They help stabilize the world's climate by storing large amounts of carbon stored otherwise would contribute to climate change.Ancient forests are home to millions of people to survive the jungle of forest-dependent, both physically and spiritually.
These forests are also home to two-thirds of plant and animal species in the world. That means hundreds of thousands of plants and trees of different species and millions of insects, their future also depends on ancient forests.Ancient forests stunning is under threat. In Brazil alone, more than 87 human culture has been lost: in 10 to 20 years the world seems to be losing thousands of species of plants and animals. But there is one last chance to save the forests and the people and species that depend on it.



Pembabatan hutan
Deforestation


Sumber Daya Alam ( SDA ) hutan dengan potensi manfaatnya Tangible dan Intangible, memberikan kontribusi penting terhadap pembangunan dan kehidupan masyarakat. Misalnya, dalam menyediakan hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu ( HHBK ),dan jasa lingkungan. Nilai manfaat hutan tidak hanya nilai manfaat ekonomi, tetapi nilai sosial dan perlindungan ekosistem.

Peranan ekonomi kehutanan di tunjukan oleh kontribusi manfaat pengusahaan hutan dalam peningkatan devisa, penyerapan tenaga kerja, dan nilai tambah peningkatan pertumbuhan ekonomi. Devisa negara dan produk hasil hutan selama periode 1991 – 2001 sebesar US.3.46-5,43 miliyar, dengan laju peningkatan sebesar 5-10 persen per tahun, di hitung melalui nilai ekspornya. Hutan Indonesia merupakan bagian penting dari paru – paru kehidupan dunia. Kelestarian hutan Indonesia tidak hanya penting untuk bangsa Indonesia, namun juga bagi bangsa lain di seluruh dunia.


Pertambangan batu baraCoal mining
Luas kawasan hutan di 30 provinsi Indonesia, berdasarkan penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan pada tahu 2007, mencapai 112,3 juta.ha. Sedangkan luas kawasan hutan di tiga provinsi lainya ( Riau, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Tengah ), masih mengacu kepada kepada Tata Guna Hutan Kesepakatan ( TGHK ). Luanya mencapai 24,76 juta.ha. Terdiri dari 15,30 juta.ha kawasan hutan di Kalimantan Tengah, dan 9,46 juta.ha di Riau, dan Kepulauan Riau. Badan planologi nasional ( BPN ) tahun 2007, menyatakan hutan di tiga wilayah tersebut sekarang ini dalam kondisi sangat kritis. Kawasan hutan yang terdegradasi di Indonesia mencapai 59,62 juta.ha yang di sebabkan oleh aktivitas Pembalakan Liar ( Ilegal Logging ), konservasi kawasan hutan menjadi perkebunan sawit,karet dan juga kebakaran hutan. Laju degradasi hutan di Indonesia pada periode 1982-1990 mencapai 0,9 juta.ha per tahun. Memasuki periode 1990-1997 telah mencapai 1,8 juta.ha per tahun. Kondisi miris tersebut berlanjut pada periode 1997-2000, dimana kerusakan hutan mencapai 2,83 juta.ha per tahun. Sedangkan pada periode 2000-2006 mencapai 1,08 juta.ha per tahun. Semakin berkurangnya tutupan hutan mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia rentan terhadap bencana ekologis ( ecological disaster ) seperti bencana kekeringan, banjir dan tanah longsor. Berdasarkan informasi dari Bakornas Penanggulangan Bencana sejak 1998 hingga pertengahan 2003 tercatat telah terjadi 647 bencana akibat kerusakan hutan dengan 2.022 korban jiwa. Sebesar 85 persen bencana yang terjadi tersebut merupakan bencana banjir dan tanah longsor.

Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang laju degradasi hutanya tergolong sangat tinggi. Selama dua tahun terakhir kerusakan hutanya mencapai 3,7 juta.ha. Sedangkan penutupan lahan berupa hutan mencapai 8.597.757 ha. Kawasan hutan di provinsi Riau berdasarkan TGHK, terdiri dari Hutan Lindung (HL) 390.000 ha, Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam (KSPA) daratan seluas 410.908 ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 1.960.128 ha, dan Hutan Produksi Tetap (HPT) seluas 1.873.632 ha. Berdasarka data Bappedalda Riau, luas hutan alam yang tersisa tinggal sekitar 1 juta ha. Intruksi Presiden (inpres) No 4 Tahun 2005, tentang pemberantasan Penebangan Kayu Secara iIlegal di Kawasan Hutan dan Peredaranya, seolah tidak membuat takut para pembalak hutan dan kayu illegal, suatu hal yang sangat Ironis tentunga Penomena yang nyaris serupa, juga terjadi di Provinsi Jawa Barat, berdasarkan data Perum Perhutani Unit III Jabar,luas reboisasi rutin lebih kecil daripada luas reboisasi pembangunan. Luas reboisasi rutin di perkirakan 1.028 ha dan luas reboisasi pembangunan 40.802 ha.


Pembabatan hutan
Deforestation

Dari berbagai jenis gangguan keamanan hutan, perusakan tanaman (pohon) merupakan gangguan terbesar di banding pencurian pohon yang mencapai 150.690 pohon. Sedangkan dari kebakaran yang terjadi 586 ha hutan tercatat 4.887 pohon musnah. Pada tahun 2008 yang lalu Indonesia di anugerahi Certificate Guinnes World Records sebagai Perusak Hutan Tercepat di Dunia. Berdasarkan data-data dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), tahun 2000 hingga 2005, rata-rata perhari 51,km2 hutan Indonesia hilang (rusak) Dengan menghitung rata-rata kerusakan hutan Indonesia pada tahun 2002 PBB, merilis Hutan Sumatera dan Hutan Kalimantanakan punah pada tahun 2032.


Pembabatan hutan
Deforestation


Namun rilis resmi PBB,tersebut di ralat pada tahun 2007 hal tersebut di latar belakangi oleh pengrusakan dan pengundulan hutan yang berjalan jauh lebih cepat dari yang di perkirakan. Menurut PBB Hutan di Sumatera dan Hutan Kalimantandi perkirakan punah pada tahun 2022, atau hitung mundur 12 tahun dari sekarang. Menilik lemahnya pemerintah dalah memberantas para pelaku ‘ Kejahatan Hutan ‘ (pembalakan liar dan illegal logging) kemungkinan besar pada masa mendatang hutan di Indonesia hanya bisa kita lihat keberadaanya di MUSEUM. Tentu ini harus wajib menjadi bahan pemikiran untuk para Penyelenggara Negara di Republik ini, kalau tidak ingin ramalan dari PBB,tersebut menjadi kenyataan, atau akan menunggu dulu sapai datangnya bencana yang lebih Dasyat, yang di akibatkan dari pengrusakan hutan.

Di seluruh dunia, hutan-hutan alami sedang dalam krisis. Tumbuhan dan binatang yang hidup didalamnya terancam punah. Dan banyak manusia dan kebudayaan yang menggantungkan hidupnya dari hutan juga sedang terancam. Tapi tidak semuanya merupakan kabar buruk. Masih ada harapan untuk menyelamatkan hutan-hutan ini dan menyelamatkan mereka yang hidup dari hutan.Hutan purba dunia sangat beragam. Hutan-hutan ini meliputi hutan boreal-jenis hutan pinus yang ada di Amerika Utara, hutan hujan tropis, hutan sub tropis dan hutan magrove. Bersama, mereka menjaga sistem lingkungan yang penting bagi kehidupan di bumi. Mereka mempengaruhi cuaca dengan mengontrol curah hujan dan penguapan air dari tanah. Mereka membantu menstabilkan iklim dunia dengan menyimpan karbon dalam jumlah besar yang jika tidak tersimpan akan berkontribusi pada perubahan iklim.


Pertambangan batu bara
Coal mining
Hutan-hutan purba ini adalah rumah bagi jutaan orang rimba yang untuk bertahan hidup bergantung dari hutan-baik secara fisik maupun spiritual.
Hutan-hutan ini juga merupakan rumah bagi duapertiga dari spesies tanaman dan binatang di dunia. Yang berarti ratusan ribu tanaman dan pohon yang berbeda jenis dan jutaan serangga-masa depan mereka juga tergantung pada hutan-hutan purba.
Hutan-hutan purba yang menakjubkan ini berada dalam ancaman. Di Brazil saja, lebih dari 87 kebudayaan manusia telah hilang; pada 10 hingga 20 tahun kedepan dunia nampaknya akan kehilangan ribuan spesies tanaman dan binatang. Tapi ada kesempatan terakhir untuk menyelamatkan hutan-hutan ini dan orang-orang serta spesies yang tergantung padanya.

Illegal logging


Sumber:
1).http://blogs.itb.ac.id/igist/2012/06/19/indonesia-tercatat-sebagai-perusak-hutan-tercepat-di-dunia/
(    Posted on by Avonanova  )

No comments:

Post a Comment