Tuesday, February 12, 2013

Mandor Industrial Area (MIA ) in Landak West Borneo


Pabrik Lateks Didirikan di
KIM- Komplek Industri Mandor 



Mr Adrianus AS

Latex
Factory Founded in

Mandor 
Industrial Area
(MIA )



Mr.Vincent

Mandor 
Industrial Area (MIA/ KIM) will certainly grow. Therefore, Regent Landak  Mr. Adrianus AS 

Head of Department of plantation and forestry Kab Landak Mr. Alpius, Head Office of Planning & Development  Mr. Vincent is exploring working with investors to develop industrial latex in the center of the industry.

Landak 
regency seriousness is evidenced by the signing of the MoU between the Regent Landak  with  president director of PT
CEN, Friday (30/11) in Jakarta.
"This form of cooperation is the vulcanization of natural rubber latex, with nuclear-based technologies," said Head of Planning &
Development  Landak District  Mr.Vincent SSos MMA to the People of West Kalimantan, Sunday (2/12).

One of the resulting production plant is expected, said Vinsen, is glove health. "The plan at the location KIM latex industry. Events MoU is long proclaimed, only this time it can only be realized, "said Vinsen.

Before the signing of the MoU, said Vinsen, he and Chief Foresty  had a meeting with 200 rubber farmers in the Sub- District Mandor, Thursday (29/11) ago. The meeting discussed the readiness of the farmers in preparing the raw material when the plant is established. "We must have a commitment to preparing raw materials," he said.

In addition to the rubber farmers, says Vinsent, it also made ​​a deal with the rubber collectors. The goal that rubber is collected from farmers is not sold to outside areas. "It's for the sake of fulfilling the needs of raw materials to the plant later," said Vinsen. (tar)


Mr Alpius

Kawasan Industri Mandor (KIM) dipastikan akan semakin berkembang. Sebab, Bupati Landak Adrianus AS, Kepala Dinas Bunhut Alpius, dan Kepala Bappeda Vinsensius sedang menjajaki kerja sama dengan investor untuk mengembangkan industri lateks di pusat industri tersebut.

Keseriusan Pemkab Landak dibuktikan dengan penandatanganan MoU antara Bupati Landak dengan Dirut PT CEN, Jumat (30/11) lalu di Jakarta. “Bentuk kerja sama tersebut adalah vulkanisasi karet alam lateks, dengan teknologi berbasis nuklir,” kata Kepala Bappeda Kabupaten Landak Vinsensius SSos MMA kepada Rakyat Kalbar, Minggu (2/12).
Salah satu produksi yang dihasilkan pabrik tersebut nantinya, kata Vinsen, adalah sarung tangan kesehatan. “Rencananya industri lateks di lokasi KIM. Acara MoU sebenarnya sudah lama dicanangkan, hanya baru kali ini bisa direalisasikan,” ucap Vinsen.
Sebelum penandatanganan MoU, lanjut Vinsen, ia bersama Kepala Dishutbun telah mengadakan pertemuan dengan 200 petani karet di Kecamatan Mandor, Kamis (29/11) lalu. Pertemuan tersebut membahas kesiapan petani dalam menyiapkan bahan baku apabila pabrik sudah berdiri. “Kita harus punya komitmen untuk menyiapkan bahan mentah,” ucapnya.
Selain dengan petani karet, kata Vinsen, pihaknya juga membuat kesepakatan dengan pedagang pengumpul karet. Tujuannya supaya karet yang sudah dikumpulkan dari petani tidak dijual ke luar daerah. “Ini demi pemenuhan kebutuhan bahan baku untuk pabrik nanti,” tegas Vinsen. (tar)

Mr Alpius

Kawasan Industri Mandor (KIM) dipastikan akan semakin berkembang. Sebab, Bupati Landak Adrianus AS, Kepala Dinas Bunhut Alpius, dan Kepala Bappeda Vinsensius sedang menjajaki kerja sama dengan investor untuk mengembangkan industri lateks di pusat industri tersebut.

Keseriusan Pemkab Landak dibuktikan dengan penandatanganan MoU antara Bupati Landak dengan Dirut PT CEN, Jumat (30/11) lalu di Jakarta. “Bentuk kerja sama tersebut adalah vulkanisasi karet alam lateks, dengan teknologi berbasis nuklir,” kata Kepala Bappeda Kabupaten Landak Vinsensius SSos MMA kepada Rakyat Kalbar, Minggu (2/12).
Salah satu produksi yang dihasilkan pabrik tersebut nantinya, kata Vinsen, adalah sarung tangan kesehatan. “Rencananya industri lateks di lokasi KIM. Acara MoU sebenarnya sudah lama dicanangkan, hanya baru kali ini bisa direalisasikan,” ucap Vinsen.
Sebelum penandatanganan MoU, lanjut Vinsen, ia bersama Kepala Dishutbun telah mengadakan pertemuan dengan 200 petani karet di Kecamatan Mandor, Kamis (29/11) lalu. Pertemuan tersebut membahas kesiapan petani dalam menyiapkan bahan baku apabila pabrik sudah berdiri. “Kita harus punya komitmen untuk menyiapkan bahan mentah,” ucapnya.
Selain dengan petani karet, kata Vinsen, pihaknya juga membuat kesepakatan dengan pedagang pengumpul karet. Tujuannya supaya karet yang sudah dikumpulkan dari petani tidak dijual ke luar daerah. “Ini demi pemenuhan kebutuhan bahan baku untuk pabrik nanti,” tegas Vinsen. (tar)

Kawasan Mandor

No comments:

Post a Comment