Friday, December 28, 2012

Sumpah Pemuda kebohongan besar


Sejarawan JJ Rizal: Sumpah Pemuda kebohongan besar

Reporter : Baiquni
Sabtu, 27 Oktober 2012 14:02:53
425
 


Sejarawan JJ Rizal menyatakan keberadaan fakta Sumpah Pemuda dalam sejarah Indonesia merupakan kepalsuan. Pasalnya, Sumpah Pemuda telah diperkosa oleh berbagai rezim kekuasaan selama ini.
"Kata Sumpah Pemuda itu baru diintroduksi sejak tahun 1958, waktu itu memang Soekarno mencecar orang-orang yang anti terhadap persatuan. Sebenarnya memang tidak pernah ada. Itu memang kebohongan besar." ujar Rizal dalam diskusi bertajuk 'Sumpah Pemuda di Tengah Sumpah Serapah' di Cikini, Jakarta, Sabtu (27/10).
Rizal menuturkan, fakta ini sengaja diproduksi oleh Soekarno waktu itu untuk mencegah agar tidak terjadi perpecahan di antara pemuda. "Ini memang sengaja supaya berkait dengan sumpah palapa, untuk menambah suasana sakral dan untuk memotivasi agar bila ada yang keluar dari persatuan, maka pemudalah yang pertama kali marah," terang dia.
Selanjutnya, kata Rizal, makna kehadiran Sumpah Pemuda kemudian ditransformasikan menjadi alat legitimasi untuk bergerak. "Tapi selalu tidak sesuai konteks, tidak sesuai dengan semangat zaman," terang dia.
Lebih lanjut, Rizal menambahkan, generasi yang mengatasnamakan pemuda menggunakan sumpah pemuda untuk membedakan identitas dengan generasi tua. "Pada akhirnya, kelompok membuat itu untuk membedakan diri dengan orang-orang tua yang konservatif," pungkas dia.
[ian]
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
historian JJ Rizal declared the existence of the fact in the history of Indonesian Youth Pledge is a falsehood. Because the Youth Pledge was raped by various regimes of power over the years.

"Youth Pledge said it has introduced since 1958, when it was Sukarno grilling those anti to unity. Actually does not exist. Was indeed a big lie." Rizal said
in a discussion titled 'Youth Pledge amid curses' in Cikini, Jakarta, Saturday (27/10).

Rizal said, the fact is intentionally produced by Soekarno time to prevent discord among the youth. "This is deliberately so hooked up with palapa oath, to add to the atmosphere of sacred and to motivate that when someone goes out of the union, then the first pemudalah angry," he explained.

Later, Rizal said, meaning the presence of the Youth Pledge and then transformed into a tool of legitimacy for the move. "But it is not always appropriate to the context, not in accordance with the spirit of the times," he explained.

Furthermore, Rizal added that the name of the youth generation using youths vow to distinguish the identity of the older generation. "In the end, the group made it to differentiate themselves with old people who are conservative," he added.
[ian]

======================================================================

No comments:

Post a Comment