Arak, tuak beras dan budaya Dayak
Proses memasak Arak (beras )
Budaya ini dibawa oleh bangsa Cina ketika jadi buruh para sultan
di Borneo awal abat ke 13.
Alat untuk memasak Arak
Arak (beras)
Dayak adalah suku yang paling jarang berintraksi dengan orang luar ketika itu ( Awal tahun 1900an ). Pada saat itu populasi Cina sudah sangan dominan di Mandor dan Monterado ( sebagai buruh pertambangan emas ). Beberapa orang Cina kawin dengan dara Dayak, melalui perkawinan ini- barang dari Konsi ( negara Otonom Cina ) bisa masuk di wilayah Dayak. Orang Cina juga tidak bebas untuk masuk di jantung kampung Dayak.
Orang Cina biasanya berdagang ( barter ) dengan hasil alam orang Dayak. Kadang orang Cina memberi upeti ( Pahar, Tempayan dan barang pecah belah lainnya ) yang belum dimiliki suku Dayak.
Orang Cina biasanya berdagang ( barter ) dengan hasil alam orang Dayak. Kadang orang Cina memberi upeti ( Pahar, Tempayan dan barang pecah belah lainnya ) yang belum dimiliki suku Dayak.
Saat itu pula beberapa budaya Cina- al Minuman Arak dan Judi masuk di kampung-kampung Dayak.
Jadi awalnya Arak bukanlah budaya Dayak.
Jadi awalnya Arak bukanlah budaya Dayak.
Bagaimana dengan TUAK ( Arak enau, dan arak beras ) ?
Bagi orang Dayak , dan beberapa sub suku Dayak tuak adalah atribut adat ( saat pesta ). Dan kadang minuman ini memabukan dan dilarang oleh pemerintah ( saat Kalimantan jadi bagian Indonesia; dan Sabah Sarawak bagian dari Malaysia ).
No comments:
Post a Comment