Saturday, March 9, 2013

Video violence that brought by Din Syamsudin a result Edits


Video violence that brought by Din Syamsudin a result Edits

Video Kekerasan yang Dibawa Din Syamsudin Hasil EditanDin Syamsudin


Video violence that brought by Din Syamsudin a result Edits
Video duration of more than 10 minutes that brought by chairman  Muhammadiyah  Din Syamsudin to Police Chief Gen. Timur Pradopo Thursday (7/3) was not original anymore.

Seorang terduga teroris (tengah) dikawal ketat personel Densus 88  saat akan dibawa ke Jakarta di Mako Brimob Polda DIY, Baciro, Yogyakarta.
Seorang terduga teroris (tengah) dikawal ketat personel Densus 88

saat akan dibawa ke Jakarta di Mako Brimob Polda DIY, Baciro, Yogyakarta.
(sumber: ANTARA FOTO)


The video is edits.
"There are two different events, but purposely combined so as if there was torture by our members in the field. This is almost similar to the first video brought by Mr Kadi Saurip (Lampung) where the content as if the police tortured the farmers," said Kabareskrim Komjen Sutarman at Police Headquarters, Jakarta, Wednesday (6/3) ..
The video, Sutarman said, is a combination of unexpected events terrorist arrest in December 2012 that ended with a police torture and events during the arrest of terrorist suspects  Rahmat Kalahe Wiwin in 2007. Both are happening in Poso, Central Sulawesi (Sulawesi).
"Videos are up in the media, it is true there are tortured. Happened in December 2012 and for that we are members of Central Sulawesi in progress for submission to the court of ethics, profession, and criminal. While the video while capturing Wiwin, there was no torture. Wiwin was shot in the crossfire. lie when he claimed to have been arrested and a new shot. Nobody violence there, "beber three-star general was.
With Wiwin firefight took place in the home Hasanudin. In this event, members of the Police named Cosmas Batubara shot her. In addition, the event also arrested Agus and Beard Papa Parsan. "So yeah shootout. Was not intentionally shot," said Sutarman.


To confirm cruel Wiwin, Sutarman to have a photo of three Christian school girls were beheaded in Poso by Wiwin in 2005 along with several other actors. For that Wiwin later sentenced to 19 years in prison by a judge at the South Jakarta District Court.

"These friends can see Wiwin cruelty," he explained.
Wiwin also involved the firing of two high school student named Ivon Natalla Poso Christians and Siti on 8 November 2005. His motive is revenge.
Sutarman advised terrorism has not extinguished and should continue to be wary of. Do not re-torn Indonesia bombings.
Now police forward intelligence aspects of handling terrorism cases that follow and arrest perpetrators before they pass the bombing.
"Last year alone there were 23 bomb ready to explode in Poso and we managed to secure. Do not think at all to dismiss Detachment 88 as this will be a victory could be a terrorist," he added.


Video berdurasi lebih dari 10 menit yang dibawa Ketua
Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin kepada
Kapolri Jenderal Timur Pradopo Kamis pekan lalu (7/3)
ternyata tak asli lagi. Video itu adalah hasil editan.
"Ada dua kejadian yang berbeda namun sengaja
digabungkan sehingga seolah-olah ada penyiksaaan
oleh anggota kita di lapangan. Ini hampir mirip
dengan video yang dulu dibawa oleh Pak Saurip Kadi
(peristiwa Lampung) dimana isinya seolah-olah
polisi menyiksa petani," kata Kabareskrim Komjen
Sutarman di Mabes Polri, Jakarta Rabu (6/3)..
Video itu, kata Sutarman, adalah gabungan
dari peristiwa penangkapan terduga pelaku
teror pada Desember 2012 yang berakhir
dengan penyiksaan oleh polisi dan peristiwa
saat penangkapan tersangka teroris Rahmat
Kalahe alias Wiwin pada 2007 lalu.
Keduanya memang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah
(Sulteng)."Video yang sampai Video berdurasi
lebih dari 10 menit yang dibawa Ketua Umum
PP Muhammadiyah Din Syamsudin kepada
Kapolri Jenderal Timur Pradopo Kamis pekan lalu (7/3)
ternyata tak asli lagi.


Video itu adalah hasil editan.

"Ada dua kejadian yang berbeda namun sengaja digabungkan sehingga seolah-olah ada penyiksaaan oleh anggota kita di lapangan. Ini hampir mirip dengan video yang dulu dibawa oleh Pak Saurip Kadi (peristiwa Lampung) dimana isinya seolah-olah polisi menyiksa petani," kata Kabareskrim Komjen Sutarman di Mabes Polri, Jakarta Rabu (6/3)..

Video itu, kata Sutarman, adalah gabungan dari peristiwa penangkapan terduga pelaku teror pada Desember 2012 yang berakhir dengan penyiksaan oleh polisi dan peristiwa saat penangkapan tersangka teroris Rahmat Kalahe alias Wiwin pada 2007 lalu. Keduanya memang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Video yang sampai di media itu, memang benar ada yang disiksa. Kejadiannya pada Desember 2012 dan untuk itu anggota kita di Sulteng sedang dalam proses untuk diajukan ke sidang etik, profesi, dan pidana. Sedangkan video saat menangkap Wiwin, itu tidak ada penyiksaan. Wiwin tertembak dalam baku tembak. Bohong kalau dia mengaku sudah ditangkap dan baru ditembak. Tak ada kekerasan di sana," beber jenderal bintang tiga itu.
Peristiwa baku tembak dengan Wiwin itu terjadi di rumah Hasanudin. Dalam peristiwa ini, anggota Polri bernama Cosmas Batubara tertembak tangannya.  Selain itu, dalam peristiwa tersebut juga ikut ditangkap Agus Jenggot dan Papa Parsan. "Jadi baku tembak ya. Bukan sengaja ditembak," tegas Sutarman.

Untuk menegaskan kejamnya Wiwin, Sutarman sampai perlu memperlihatkan foto tiga siswi SMA Kristen Poso yang dipenggal kepalanya oleh Wiwin pada 2005 silam bersama sejumlah pelaku lain. Untuk itu Wiwin kemudian diganjar hukuman 19 tahun penjara oleh hakim di PN Jakarta Selatan.

"Ini teman-teman bisa lihat kekejaman Wiwin," urainya.

Wiwin juga terlibat penembakan dua siswi SMA Kristen Poso bernama Ivon Natalla dan Siti pada 8 November 2005. Motifnya adalah balas dendam.

Sutarman berpesan aksi terorisme belum padam dan harus terus diwaspadai. Jangan sampai Indonesia kembali dikoyak aksi pengeboman.

Kini polisi mengedepankan aspek intelejen dalam menangani kasus terorisme yakni mengikuti dan menangkap pelaku sebelum mereka melalukan pengeboman.

"Tahun lalu saja ada 23 bom di Poso yang siap meledak dan kita berhasil amankan. Jangan berpikir sedikitpun untuk bubarkan  Densus 88 karena ini bisa jadi akan jadi kemenangan teroris," imbuhnya.
Penulis: Farouk Arnas/WBP
Rabu, 06 Maret 2013 | 17:27
http://www.beritasatu.com/hukum/100535-video-kekerasan-yang-dibawa-din-syamsudin-hasil-editan.html


No comments:

Post a Comment