Friday, January 4, 2013

Orang Arab Rasis?

Orang Arab Rasis?


Orang Arab Rasis?
 

Saat menumpang taksi di kota Penang seminggu yang lalu, ada pengalaman menarik dari seorang sopirnya, sebut saja namanya M. Amin (51). Sebagai sopir taksi ia sering mengantar penumpung dariberbagai bansga, mulai dari eropa, timur tengah, maupun asia, dan afrika. Ada satu yang unik dari penumpang timur tengah, yaitu mereka suka bertanya “Agamamu apa?”. Menurut Amin itu adalah pertanyaan gak penting banget dan cenderung rasis.

Amin lalu menjelaskan bahwa Ia hidup di sebuah kota yang kosmopolitan. Semua bangsa ada, dan semua agama ada, tidak penting seseorang itu agamanya apa tetapi yang terpenting apakah ia mampu bekerja secara baik atau tidak. Amin yang berasal dari keluarga muslim di Afrika Utara ini mengatakan bahwa agama adalah candu dan orang-orang arab sudah terlalu kecanduan agama, entah itu orang arab yang beragama Islam maupun Kristen.
Hal penting yang dapat kita lihat dari kasus ini bahwa orang-orang yang terbiasa dengan homogenitas akan mencari kenyamanan dalam homogenitas juga. Hal ekstrimnya ia hanya akan merasa nyaman berinteraksi dengan orang lain jika sama dengan nilai-nilai yang dianut oleh dirinya, sehingga ia menolak bekerjasama dengan yang bukan bagian dari kelompoknya. Ini bisa terjadipada siapa saja dan kelompok manasa saja, bukan hanya orang Arab.
Artinya, kita seharusnya membiasakan diri dalam keragaman. Sebab dengan membiasakan diri kita akan siap dan menganggap tak masalah jika kita bekerjasama dengan kelompok di luar kita, atau dengan kelompok yang berbeda nilai-nilai hidupnya dengan kita. Dunia sudah makin mengecil, kini batas antar negara makin tak berarti. Di era global interaksi antar bangsa yang berbeda SARA-nya adalah suatu keniscayaan, suatu hal yang tidak bisa ditolak.
Sudah saatnya kita meninggalkan tempurung pengekang hidup kita. Kita adalah manusia, semanusia-manusia, karena kita manusia maka yang wajib kita hargai dari manusia lain adalah nilai-nilai kemanusiaannya. Jangan lagi terkotak-kotak dalam belenggu SARA, saling bermusuhan karena SARA, dan saling melenyapkan karena SARA. Hidup-hiduplah sebagai manusia, bukan sebagai bainatang atau manusia setengah binatang.

---------------------------------------------------------------------------------------------



Arabs are racist?
When a cab ride in the city of Penang a week ago, there was an interesting experience of a driver, let's call him M. Amin (51). As a taxi driver he often drove pasengers   from Europe, Middle East, and Asia, and Africa. There is one unique of passengers middle east, that they love to ask "what is your Religion? '. According to Amin that was not the question is very important and likely racist.Amin went on to explain that he was living in a cosmopolitan city. All the people there, and all religions, no matter what a person's religion but most importantly, if he is able to work well or not. Amin who come from Muslim North Africa, said that religion is the opium of the people and the Arabs are too addicted to religion, whether it is the Arabs who are Muslims and Christians.It is important that we can see from this case that people are accustomed to homogeneity will seek comfort in homogeneity as well. Extreme case he would only feel comfortable interacting with other people if equal to the values ​​espoused by him, so he refused to cooperate with that are not part of the group. It could be anyone and anyplace, not just Arabs.That is, we should get used to the diversity. Because to familiarize ourselves will be ready and think it does not matter if we are working with groups outside of us, or with a different group values ​​his life with us. World is getting smaller, now the borders between countries increasingly meaningless. In the era of global interaction between different peoples SARA her is a necessity, something that can not be denied.It's time we leave the shell restraint lives. We are human, semanusia beings, because we are human beings then we must respect from other human beings are human values. Never again fragmented in shackles, hateful, hostile as SARA, and obliterate each other because of SARA.
Life-live as human beings, not as animals  or human half animal.
---------------------------------------------------------------------------------



العرب عنصريون؟
 
عندما ركب سيارة أجرة في مدينة بينانغ قبل أسبوع، كان هناك تجربة مثيرة للاهتمام من السائق، دعونا ندعو له M. امين (51). سائقا لسيارة أجرة كان يقود سيارته في كثير من الأحيان الركاب من مختلف الدول، من أوروبا والشرق الأوسط، وآسيا، وأفريقيا. هناك واحد فريد من الركاب في الشرق الأوسط، وأنها أحب أن أسأل "ما هو الدين؟ '. وفقا لامين هو أن ليس السؤال هو في غاية الأهمية والعنصرية المحتملة.ذهب أمين في شرح انه كان يعيش في مدينة عالمية. كل الناس هناك، والأديان، بغض النظر عن الدين لشخص ما ولكن الأهم من ذلك، إذا كان قادرا على العمل بشكل جيد أم لا. وقال أمين الذين يأتون من شمال أفريقيا مسلم، أن الدين هو أفيون الشعوب والعرب هم من المدمنين جدا للدين، سواء كان العرب الذين هم من المسلمين والمسيحيين.من المهم أن نرى من هذه الحالة التي تعودوا على التجانس ستسعى الراحة في التجانس كذلك. الحالة القصوى أن يشعر بالراحة فقط التفاعل مع أشخاص آخرين إذا تساوي القيم التي اعتنقها له، حتى انه رفض التعاون مع هذا ليست جزءا من المجموعة. يمكن أن يحدث لأي شخص وماناسا، وليس العرب فقط.وهذا هو، يجب علينا أن نتعود على التنوع. لأن لتعريف أنفسنا سوف تكون جاهزة واعتقد انه لا يهم إذا نحن نعمل مع جماعات خارج منا، أو مع مجموعة مختلفة تقدر حياته معنا. العالم يصغر، والآن الحدود بين الدول لا معنى لها على نحو متزايد. في عصر التفاعل العالمي بين مختلف الشعوب SARA لها هو ضرورة، وهو الأمر الذي لا يمكن إنكاره.حان الوقت نترك حياة ضبط النفس قذيفة. نحن البشر، والبشر، أيتها المواطنات، لأننا بشر فإننا يجب أن تحترم من غيرهم من البشر هي قيم الإنسان. أبدا مرة أخرى مجزأة في الأغلال، حاقد، معادية لها SARA، وطمس بعضها البعض بسبب SARA. كإنسان يعيش الحياة، لا حيوان أو إنسان نصف الحيوان.

==================================================

No comments:

Post a Comment