Thursday, January 31, 2013

ASDY NARANG, SH. M.Comm. LAW for KT-1

ASDY NARANG, SH. M.Comm. LAW for KT-1



Kekuasaan Dinasti Politik Narang di Kalimantan Tengah

Sejak reformasi, dinasti politik tumbuh subur bak cendawan di musim hujan. Daftar calon legislatif atau kandidat kepala daerah banyak diisi oleh calon-calon pemimpin politik yang mempunyai hubungan kekerabatan. Banyak diantara mereka yang berhasil memenangkan pemilu dan pilkada, wajar jika praktek politik dinasti terus berkembang.
Salah satu contoh dari adanya politik dinasti adalah dinasti politik Narang di Kalimantan Tengah. Aktivitas politik keluarga Narang telah dimulai oleh August Waldemar Narang, generasi pertama keluarga Narang. August adalah seorang pengusaha sukses dan juga politisi. Waldemar terjun ke dunia politik dan menjadi anggota DPRD Kalimantan Selatan dari Golkar pada era 1970-an. Ia adalah ayah yang selalu memotivasi anak-anaknya untuk menjadi politisi terkemuka.
Aktivitas politik Keluarga Narang kemudian berlanjut pada Aries dan Asdy Narang yang merupakan generasi ketiga dalam keluarga Narang yang meneruskan karir politik keluarga.
Dari Generasi ke Generasi
Dekade 1980-an, raung motor balap yang dikendarai oleh Aries Marcorius Narang (crosser terkenal di Kalimantan Selatan dan Tengah) membahana dan menggetarkan sirkuit balap di Kalimantan. Roda-roda motor lincah menyusuri dan melewati pelbagai trek yang ada di lintasan balap.
Memasuki era 2000-an, Sang Crosser pensiun dari dunia balap, setelah sempat menjadi Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kalteng, untuk selanjutnya meniti karir sebagai politisi. Karir politik Aries Narang melesat secepat motor balap yang pernah dikendarainya. Pada Pemilu 2004, ia terpilih menjadi anggota dan sekaligus Ketua DPRD Kota Palangkaraya. Ia juga Ketua DPC PDIP Kota Palangkaraya. Laju politiknya makin berkibar dengan terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Kalteng periode 2009-2014.
Ayah Aries adalah Reinhard Atu Narang. Saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Kalteng dan Ketua DPD PDIP Kalteng. Pada awal karir politiknya, Atu Narang adalah kader Golkar. Beliau pernah menjabat sebagai bendahara Golkar dan anggota DPR dari Golkar pada periode 1992-1997. Saat reformasi, Atu Narang "lompat partai" ke PDIP. Meski keanggotaanya relatif baru, ia terpilih sebagai Ketua DPD PDIP Kalteng (tempo online, 22 Juli 2002). Dalam Pemilu Legislatif 2004 dan 2009, Atu terpilih menjadi anggota DPRD dan dua kali pula dipilih menjadi Ketua DPRD Kalteng.
Sang paman, Teras Narang baru terpilih kembali sebagai Gubernur Kalteng untuk periode 2010-2015. Seperti Aries, Teras Narang juga mempunyai hobi balap dan beberapa kali menjuarai lomba balap di Kalimantan. Selepas kuliah, Teras memulai karirnya sebagai pengacara, dan pernah terpilih menjadi Ketua Ikadin Jakarta Timur. Teras juga aktif berpolitik lewat PDIP. Terpilih sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 1999 dan 2004, Teras Narang kemudian mengundurkan diri pada tahun 2005 untuk mencalonkan diri sebagai kandidat Gubernur Kalteng. Ia menang dan terpilih sebagai Gubernur Kteng kurun tahun 2005-2010.
Pujihastuti Narang adalah bibi Aries. Saat menjadi caleg PDIP untuk DPRD Kalteng, Pujihasti tak mendapat cukup suara sehingga gagal terpilih. Akan tetapi, seorang caleg PDIP terpilih dari daerah pemilihan Kalteng V bernama Sri Hardjito mengundurkan diri sebelum dilantik sebagai anggota DPRD Kalteng, nama Pujihasti pun masuk menggantikan Sri Hardjito. Tak begitu jelas alasan pengunduran diri Sri Hardjito. Penunjukkan Pujihastuti Narang oleh DPD PDIP Kalteng untuk menggantikan Sri Hardjito juga menimbulkan sejumlah tanya (Warta Kalteng Online, 22 Mei 2009). Namun berbagai pertanyaan tak menghalangi terpilihnya Pujihastuti Narang sebagai anggota definitif DPRD Kalteng periode 2009-2014. Adapun adik bungsu Aries, Asdy Narang berhasil menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Kalteng.
Layaknya trek motorcross, laju politiknya sempat melalui medan yang berat. Pada tahun 2008 Aries Narang kalah dalam pilkada bupati Kabupaten Pulang Pisang, Kalteng. Pada tahun 2009, saat masih duduk sebagai Ketua DPRD Palangkaraya, ia ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Tinggi Kalteng dalam kasus korupsi di DPRD Kota Palangkaraya (Warta Kalteng Online, 27 Mei 2009). Penetapan status tersangka tindak pidana korupsi dan kekalahan pada pilkada, tak menghalangi kelihain Aries memacu roda politiknya dalam Pemilu Legislatif 2009. Mesin partai dan keluarga berhasil menjadikan Aries Narang sebagai anggota DPRD Provinsi Kalteng dengan perolehan suara paling besar di antara caleg-caleg lainnya. Bahkan status tersangka korupsi tak menghalangi pelantikan Aries Narang sebagai anggota DPRD.

Jalinan Etnis, Partai dan Bisnis
Makin menguatnya kekuasaan politik keluarga Narang di Kalteng terletak pada jalinan politik etnis, partai dan bisnis. Bagaimana jalinan itu bisa mendukung kekuasaan keluarga Narang, kita perlu melihat peta politik Kalteng baik dalam konteks lokal maupun dalam hubungannya dengan politik nasional.
Provinsi Kalteng terbentuk pada 23 Mei 1957. Provinsi ini lepas dari provinsi induk Kalimantan Selatan (Kalsel), berdasarkan berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 tertanggal 23 Mei 1957. Pendirian provinsi ini tidak semata persoalan administrasi, tetapi ada unsur politik identitas suku Dayak. Provinsi Kalteng ini disebut sebagai provinsi orang Dayak yang dibedakan dengan provinsi Kalsel yang disebut sebagai provinsi orang Banjar (Gerry van Klinken, KITLV & YOI, 2007).
Dalam konteks politik etnis di Kalteng inilah, karir politik Narang tumbuh dan berkembang. Pada awalnya, keluarga Narang membangun aktivitasnya di Kalsel. Ketika kembali ke Kalteng, keluarga Narang dengan mudah diterima dalam politik lokal, karena mereka berasal dari sub etnik Dayak Ngaju. Dayak Ngaju adalah suku yang paling dominan dalam etnik Dayak di Kalteng.
Pada Maret 2003, Teras Narang dinobatkan sebagai “Sang Pangeran Dayak” sebuah gelar prestisius dalam tradisi etnis Dayak. Teras juga dikukuhkan sebagai Ketua Majelis Adat Dayak Nasional (MADN). Baru-baru ini, Aries mendapat gelar “utus gantung”, sebuah gelar tertinggi dalam adat masyarakat Dayak di Kalteng. Tingkat keterpilihan anggota keluarga Narang sangat dipengaruhi oleh besarnya dukungan dari etnik Dayak.
Kekuasaan keluarga Narang atas DPD PDIP Kalteng turut memperkuat aktivitas politik mereka. Atu Narang menjabat sebagai Ketua DPD Kalteng. Teras Narang duduk sebagai dewan penasehat. Aries dipilih sebagai Ketua DPC Kota Palangkaraya, sedangkan Asdy didaulat sebagai Ketua Taruna Merah Putih (TMP) Kalimantan Selatan, salah satu sayap organisasi PDIP. Posisi-posisi penting DPD PDIP Kalteng yang dikuasai oleh keluarga Narang memudahkan mereka untuk mengorbitkan atau memperkokoh karir masing-masing anggota keluarga. Di Kalteng, PDIP selalu menjadi pemenang dalam pemilu legislatif sejak 1999. Demikian juga dengan pilpres 2004 dan 2009, DPD PDIP Kalteng berhasil memenangkan Megawati sebagai calon presiden. Tak mengherankan, kalau ada anggota keluarga Narang yang maju dalam politik lokal dan nasional, mereka sering mendapat hasil yang memuaskan.
Faktor lain yang mendukung karir politik keluarga Narang adalah kemampuan finansial. Sejak dirintis oleh Waldemar Narang, bisnis keluarga Narang terus berkembang pesat, dan saat ini dikelola oleh putra kedua Atu Narang, Andrey Leonardo Narang. Salah satu bisnis utama keluarga Narang adalah distribusi minyak. Andrey Narang adalah ketua Himpunan Pengusaha Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kalteng.
Jalinan antara faktor politik etnis, partai dan bisnis keluarga menjadikan keluarga Narang tahan uji terhadap berbagai faktor yang menjadi penghambat mereka. Pada saat pemilu dan pemilukada gubernur Kalteng, isu agama sempat muncul. Keluarga Narang beragama Kristen, sedangkan mayoritas warga Kalteng beragama Islam. Tetapi isu agama ternyata tak bisa menghalang kemenangan keluarga Narang dalam politik lokal.
Kuatnya jalinan politik etnis, partai dan bisnis keluarga akan sulit dilawan, terbukti ketika ada kasus korupsi yang menimpa salah satu anggota keluarga Narang, tak bisa menghambat karir politik keluarga Narang. Inilah bahaya yang timbul dari dinasti politik. Kebanyakan orang sering menilai keberhasilan seorang pemimpin akan menulari kerabatnya. Teras Narang mungkin adalah pemimpin politik yang berhasil, tetapi tidak berarti bahwa dengan sendirinya seluruh keluarga juga adalah politisi yang baik. Dinasti politik akan menghambat tumbuhnya politik yang baik. Orang harus dinilai atas kerja keras dan prestasi individualnya, bukan karena menyandang nama keluarga besar.
HBX


Narang Political dynasties in Central Kalimantan

Since the reform, political dynasties flourished like mushrooms in the rainy season. List of candidates or candidate's head is filled with local candidates for political leaders who have kinship. Many of those who managed to win the elections and the election, it's normal practice of dynastic politics continues to grow.

One example of a political dynasty Narang is a political dynasty in Central Kalimantan. Narang family's political activities have been started by Waldemar August Narang, Narang family's first generation. August was a successful businessman and politician. Waldemar went into politics and became a member of parliament in South Kalimantan of Golkar in the 1970's. He is a father who always motivates children to become prominent politicians.

Political Activities Family Narang then continues on Aries and Asdy Narang who is the third generation in the family who continued political career Narang family.

From Generation to Generation

Decade of the 1980s, the roaring motor racing, driven by Aries Marcorius Narang (crosser known in South Kalimantan and Central) formations and thrilling racing circuit in Borneo. The wheels on the bike agile and passes down the various tracks that exist on the track.

Entering the era of the 2000s, the Crosser retired from the race, after he became the Chairman of the Association of Motor Indonesia (IMI) Kalimantan, to further pursue a career as a politician. Aries political career Narang shot as soon as the motor racing ever drove.

In the 2004 elections, he was elected to the City Council and also Chairman of Palangkaraya.
He is also Chairman of the DPC PDIP Palangkaraya. The pace became more militant flying with the elected legislators of Central Kalimantan Province 2009-2014.


Aries is the father Reinhard Atu Narang. He currently serves as Chairman of the Parliament and Chairman of DPD PDIP Kalimantan Kalimantan. At the beginning of his political career, Atu Narang is Golkar cadres. He has served as treasurer and a member of Parliament from the Golkar Golkar in the period 1992-1997. When reform, Atu Narang "jump the party" to PDIP. Although membership is relatively new, he was elected as Chairman of DPD PDIP Kalimantan (tempo online, July 22, 2002). In the legislative elections in 2004 and 2009, Atu was elected to Parliament and twice elected as Chairman of the Parliament of Central Kalimantan.

The uncle, Teras Narang recently re-elected as Governor of Central Kalimantan, for the period 2010-2015. As Aries, Teras Narang also have a hobby of racing and several times won the race in Borneo. After college, Terrace began his career as a lawyer, and had been elected as Chairman Ikadin East Jakarta. Terrace also politically active through the PDIP. Elected as a member of Parliament in 1999 and 2004 elections, Teras Narang then resigned in 2005 to run for Governor of Central Kalimantan candidate. He won and was elected as Governor Kteng period 2005-2010.

Narang was the aunt Pujihastuti Aries. When a candidate for parliament Kalteng PDIP, Pujihasti not get enough votes that failed to elect. However, a candidate elected from the constituency PDIP Kalteng V named Sri Hardjito resign before parliament was sworn in as a member of Central Kalimantan, Pujihasti name was signed to replace Sri Hardjito. Not so obvious reason for the resignation of Sri Hardjito. Appointment Pujihastuti Narang by DPD PDIP Kalteng to replace Sri Hardjito also raises a number of question (Kalimantan News Online, May 22, 2009). But the questions did not prevent the election of Pujihastuti Narang as a member of parliament definitive Kalteng 2009-2014. The youngest brother Aries, Asdy Narang managed to become members of Parliament from constituencies (constituencies) Kalteng.

Like the motocross tracks, the pace of politics was through rugged terrain. In 2008 Aries defeated in the election district Narang district Banana Round, Central Kalimantan. In 2009, while he was the Chairman of the Parliament Palangkaraya, he was named as a suspect by the High Court in the case of corruption in Central Kalimantan parliament Palangkaraya (Central Kalimantan News Online, May 27, 2009). Determination of the status of criminal suspects corruption and defeat in the election, did not prevent kelihain Aries spur political wheels in the 2009 legislative elections. The party machine and the family managed to make Aries Narang as legislators Kalimantan province with the greatest number of votes among the other candidates-candidates.

Braided Ethnicity, Party and Business

Strengthening of political power in Central Kalimantan Narang family lies in the tangle of ethnic politics, parties and business. How fabric that can support power Narang family, we need to look at the political map of Central Kalimantan in both the local context and in relation to national politics.

Kalimantan provinces formed on May 23, 1957. The province is separated from the mother province of South Kalimantan (South Kalimantan), based based Emergency Law No. 10 of 1957 dated May 23, 1957. The establishment of the province is not merely administrative matters, but there are elements of Dayak identity politics. Province is known as the province of Central Kalimantan Dayak people who are distinguished by the province of South Kalimantan province called Banjar (Gerry van Klinken, KITLV & YOI, 2007).

In the context of ethnic politics in Central Kalimantan is, Narang political career grow. At first, the family Narang building activities in South Kalimantan. When he returned to Kalimantan, Narang family easily accepted in local politics, because they come from ethnic Dayak sub Ngaju. Dayak tribe Ngaju is the most dominant ethnic Dayak in Kalimantan.


Personal Information
Nama Lengkap :
ASDY NARANG, SH. M.Comm. LAW
No. Anggota:
A-400
Tempat Lahir:
Banjarmasin
Tanggal Lahir:
19 March 1976
Jenis Kelamin:
Pria
Komisi:
X
Dapil:
Kalteng
Jabatan di Fraksi:
Anggota
Jabatan di DPR-RI:
Anggota
Jabatan di MPR-RI:
Anggota
Jabatan di Partai:
Bendahara Departemen Bidang Hukum, Perundang-Undangan dan HAM DPP PDI Perjuangan.





No comments:

Post a Comment