Monday, January 14, 2013

the Power of Love Women

The Power of Love Women


In this modern era, there are still many women is the assumption of the weak. This view makes women underestimated, abused, and thought is often overlooked. But the story of three women who will perform at the Kick Andy this time will change the outlook tilted like that. For the Power of Love Women, they were able to change the lives of many people.

What's a fisherman's wife, Masnu'ah was outstanding. Women born in Rembang, Central Java to help the wives of fishermen to increase their income and improve the lives of a family of fishermen. "Income is a fisherman is not sure. Sometimes even no income at all if the weather is not friendly at sea again, "said Mba Masnu'ah familiarly called Nuk this.

Armed with that of the state, Mba Nuk finally took some Morodemak fishermen's wives in the village, Central Java, to create a cooperative group called Puspita Bahari. In this organization they learn that the catch of the fishermen could increase in value. If all this be a fisherman catches fish sold fresh, the mothers of the fishermen's wives also make and sell the processed products such as salted fish, fish crackers and others.

Even more astonishing is that although Ms Nuk only graduated from elementary school she was active in the field of law. Mba Nuk often doing their wives of fishermen, especially the victims of domestic violence or domestic violence.

So is what Els De La Croix sometimes makes us amazed. Woman of Dutch descent who was born in Surabaya 68 years devoted himself to assist and help Indonesian children who are less fortunate. Mrs. Els, as she is commonly called, is so concerned and thrilled when saw the fate of children who do not have both parents due to the tsunami, fires and other disasters.

Mrs. Els colleagues who assisted the Dutch, Kitty founded an orphanage in Semarang, Central Java, named Tunas Eagles. "Until now the children are accommodated in nursing numbers are hundreds," said Mrs. Els explained. Shoots Orphanage Eagles not only accommodate children but also send her to school until they graduate college and work.

Surprised because she saw there was a village at the foot of Mount Rinjani water crisis is a turning point Khusnul Rahmawati Elena. "Impossible village at the foot of the mountain really experiencing a water crisis for years," said the woman's 43-year look at the condition of villagers Sajang, District Sembalun, Lombok, West Nusa Tenggara.

With assured, Elena finally invites all citizens to work together to put the pipe splitting hill as far as 25 kilometers. Elena struggles are exhausting and the danger is not in vain. Now residents Sajang that was only a dream come true to get water now.There are 2  Dayak, besides Rika Riati of Kalimantan (but representing organizations in Malang); Maya Satriani's from  Singkawang.













Orang Dayaknya ada 2, selain Rika Riati dari kalteng (tapi mewakili organisasinya di Malang); satunya Maya Satriani dari Singkawang.


Jumat, 11 Januari 2012

Di Jaman modern ini, masih banyak anggapan perempuan adalah kaum yang lemah. Pandangan semacam ini membuat perempuan dianggap remeh, dilecehkan, dan pemikirannya sering diabaikan. Tetapi kisah tiga perempuan yang akan tampil di Kick Andy kali ini akan mengubah pandangan miring seperti itu. Sebab dengan Kekuatan Cinta Wanita, mereka mampu mengubah kehidupan banyak orang.
Apa yang dilakukan seorang istri nelayan, Masnu’ah adalah luar biasa. Perempuan kelahiran Rembang, Jawa Tengah  ini membantu para istri nelayan untuk meningkatkan penghasilan dan meningkatkan taraf hidup keluarga nelayan. “Penghasilan nelayan itu adalah suatu yang tidak pasti. Bahkan kadang tidak ada penghasilan sama sekali apabila cuaca di laut lagi tidak bersahabat,” ujar Masnu’ah yang akrab disapa Mba Nuk ini.
Berbekal dari keadaan itulah, Mba Nuk akhirnya mengajak sejumlah istri nelayan di Desa Morodemak, Jawa Tengah untuk membuat suatu koperasi yang diberi nama Kelompok Puspita Bahari. Di organisasi ini mereka belajar agar hasil tangkapan para nelayan itu bisa meningkat nilainya. Jika selama ini hasil tangkapan nelayan yang berupa ikan itu dijual secara segar, maka ibu-ibu kelompok istri nelayan ini juga membuat dan menjual hasil olahan lainnya seperti ikan asin, kerupuk ikan dan lain-lainnya.
Bahkan yang lebih mencengangkan adalah walaupun Mbak Nuk ini hanya lulusan SD ia aktif di bidang hukum. Mba Nuk sering melakukan pendampingan para istri nelayan terutama para korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT.
Begitu juga apa yang dilakukan Els De La Croix kadang membuat kita berdecak kagum. Wanita keturunan Belanda yang lahir di Surabaya 68 tahun ini mengabdikan dirinya untuk membantu dan menolong anak-anak Indonesia yang kurang beruntung. Ibu Els, demikian wanita ini biasa disapa, begitu prihatin dan tergetar hatinya kala melihat nasib anak-anak yang tidak mempunyai kedua orangtua akibat korban tsunami, kebakaran dan musibah lainnya.
Ibu Els dibantu rekannya yang warga Belanda, Kitty mendirikan sebuah panti asuhan di Semarang, Jawa Tengah yang diberi nama Tunas Rajawali. ”Hingga kini anak-anak yang ditampung di panti jumlahnya sudah ratusan,” kata Ibu Els menerangkan. Panti Asuhan Tunas Rajawali tidak hanya menampung anak-anak saja tetapi juga menyekolahkannya hingga mereka tamat bangku kuliah dan bekerja.
Terheran-heran karena melihat ada desa di kaki Gunung Rinjani yang mengalami krisis air adalah menjadi titik balik Elena Khusnul Rahmawati. ”Tidak mungkin desa yang berada di kaki gunung kok mengalami krisis air selama bertahun-tahun,” ujar wanita 43 tahun  ini melihat kondisi warga Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Dengan meyakinkan, Elena akhirnya mengajak seluruh warga untuk bergotong royong  membelah bukit untuk memasang pipa sejauh 25 kilometer. Perjuangan Elena yang menguras tenaga dan bahaya itu memang tidak sia-sia. Kini warga Sajang yang tadinya hanya sebatas mimpi mendapatkan air kini menjadi kenyataan.

No comments:

Post a Comment