Malaysia's foreign policy in the 1960s has backfired.
The former head of a Philippine separatist group, the Moro National
Liberation Front (MNLF), has told Al Jazeera that despite support from
Malaysia in the 1960s, some of his fighters have now turned against the
Malaysian government.
According to Nur Misuari, the MNLF fighters have joined the Royal
Army of Sulu, which has been fighting for control of Malaysia's eastern
Sabah state.
Al Jazeera's Jamela Alindogan reports from the Philippine capital,
Manila, on whether Malaysia's foreign policy in the 1960s has backfired.
Mantan kepala kelompok separatis Filipina, Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), telah mengatakan kepada Al Jazeera bahwa meskipun dukungan dari Malaysia pada tahun 1960, beberapa pejuang-rekannya kini telah berbalik melawan pemerintah Malaysia.
Menurut Nur Misuari, para pejuang MNLF telah bergabung dengan Tentara Kerajaan Sulu, yang telah berjuang untuk mengendalikan Malaysia timur negara bagian Sabah.
Al Jazeera Jamela Alindogan laporan dari ibukota Filipina, Manila, apakah kebijakan luar negeri Malaysia pada tahun 1960 telah menjadi bumerang.
Mantan kepala kelompok separatis Filipina, Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), telah mengatakan kepada Al Jazeera bahwa meskipun dukungan dari Malaysia pada tahun 1960, beberapa pejuang-rekannya kini telah berbalik melawan pemerintah Malaysia.
Menurut Nur Misuari, para pejuang MNLF telah bergabung dengan Tentara Kerajaan Sulu, yang telah berjuang untuk mengendalikan Malaysia timur negara bagian Sabah.
Al Jazeera Jamela Alindogan laporan dari ibukota Filipina, Manila, apakah kebijakan luar negeri Malaysia pada tahun 1960 telah menjadi bumerang.
No comments:
Post a Comment