100.000 Moro rebels -
( Moro Islamic Liberation Front ) - Support Sultan of Sulu
Moro Islamic Liberation Front
Malaysia's security forces launched a massive military operation to crush militants who infiltrated the region Sulu Sabah, Malaysia, Tuesday (5/3).
On the other hand, the militia was also supported militia Sulu Moro (MNLF), which is making Sabah as a military training site. Until now, the death toll has reached 27 people.
The military operation to take over territories occupied about 180 Filipinos start at 07.00 pm. On Monday (4/3), seven battalions of troops were deployed to the state of Sabah to reinforce police. "The operation to end the occupation started this morning," said the Malaysian government spokesman told AFP on Tuesday (5/3).
On Monday (4/3), the Philippine government has appealed to Malaysia to exercise maximum restraint and avoid further bloodshed. Manila sent Foreign Minister Albert del Rosario to Kuala Lumpur to discuss the crisis in Sabah.
To the Manila Bulletin, Hadji Acmad Spinach, former propaganda chief of the Moro National Liberation Front (MNLF), said Filipinos in Sabah, which is not part of the army of the Sultanate of Sulu, has joined in the battle as a reaction against the "atrocities" Malaysia who killed Imam Maas and four son.
Spinach adds security forces will face Malaysia Moro rebels who knows like the palm of his own hand Sabah. Not only that, Moro also has a logistics warehouse concealed weapons after undergoing training. A number of weapons were deposited between the G1 and the other is the FAL rifle made in Belgium, which supplied the Libyan leader Colonel Muammar Gaddafi to Moro through Malaysia.
"If Mindanao is Manila, Sabah is Kuala Lumpur. Mindanao and Sabah respectively, are 'cash cow' of the Philippines and Malaysia over their natural resources are rich, "says Spinach.
Spinach adds many rebel commanders and experienced members chose to remain in Sabah and stay there. A few days ago, one of the MNLF commanders who had been registered as a foreign trained Tausug warriors and others to strengthen the militia of the Sultanate of Sulu.
There are many Filipinos who are now trying to go to Sabah and helping followers of sultan led by the Raja Muda Agbimuddin Kiram besieged the security of Malaysia.
Meanwhile, the Sultan of Sulu, Jamalul Kiram III who still feel abandoned by the government of the Philippines said the Sultanate of Sulu was now relying on the United Nations, the United States, and the United Kingdom to help dispute areas in Sabah. They are no longer waiting for help from the administration of President Benigno S Aquino because it is difficult to expect.
Nur Misuari, MNLF chairman and co-founder, has expressed willing to assist in talks to break the deadlock in Sabah between armed groups and security forces intruders Malaysia Philippines.
"This is my message to Malaysian Prime Minister Najib Tun Razak that I am ready to send envoys to open talks," said Misuari.
Pemberontak Moro Dukung Sultan Sulu
Pasukan keamanan Malaysia melancarkan operasi militer besar-besaran untuk menumpas militan Sulu yang menyusup ke wilayah Sabah, Malaysia, Selasa (5/3). Di pihak lain, milisi Sulu ternyata juga didukung milisi Moro (MNLF) yang selama ini menjadikan Sabah sebagai lokasi latihan militer. Hingga kini, jumlah korban tewas sudah mencapai 27 orang.
Operasi militer untuk mengambil alih wilayah yang diduduki sekitar 180 warga Filipina mulai pukul 07.00 WIB. Pada Senin (4/3), tujuh batalyon tentara dikerahkan ke negara bagian Sabah untuk memperkuat aparat polisi. "Operasi untuk mengakhiri pendudukan dimulai pagi ini," kata juru bicara pemerintah Malaysia kepada AFP, Selasa (5/3).
Pada Senin (4/3), pemerintah Filipina telah mengajukan banding ke Malaysia untuk melakukan pengendalian maksimum dan menghindari pertumpahan darah lebih lanjut. Manila mengirim Menteri Luar Negeri Albert del Rosario ke Kuala Lumpur untuk membicarakan krisis di Sabah.
Kepada Manila Bulletin, Hadji Acmad Bayam, mantan kepala propaganda Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), mengatakan orang Filipina di Sabah, yang bukan bagian dari pasukan Kesultanan Sulu, telah bergabung dalam pertempuran sebagai reaksi terhadap "kekejaman" Malaysia yang membunuh Imam Maas dan empat anaknya.
Bayam menambahkan aparat keamanan Malaysia akan menghadapi pemberontak Moro yang mengenal Sabah seperti telapak tangannya sendiri. Tak hanya itu, Moro juga mempunyai gudang logistik senjata yang disembunyikan setelah menjalani pelatihan. Sejumlah senjata yang disimpan antara lain adalah senapan G1 dan FAL buatan Belgia, yang dipasok Pemimpin Libia Kolonel Moammar Kadhafi untuk Moro melalui Malaysia.
“Jika Mindanao adalah Manila, Sabah adalah Kuala Lumpur. Mindanao dan Sabah masing-masing adalah ‘sapi perahan’ dari Filipina dan Malaysia atas sumber daya alam mereka yang kaya," kata Bayam.
Bayam menambahkan banyak komandan dan anggota pemberontak yang berpengalaman memilih untuk tetap berada di Sabah dan tinggal di sana. Beberapa hari yang lalu, salah satu komandan MNLF yang pernah dilatih asing telah mendaftar bersama prajurit Tausug dan lain-lain untuk memperkuat ke milisi Kesultanan Sulu.
Ada banyak warga Filipina yang kini mencoba untuk pergi ke Sabah dan membantu pengikut sultan dipimpin oleh Raja Muda Agbimuddin Kiram yang sedang dikepung pihak keamanan Malaysia.
Sementara itu, Sultan Sulu, Jamalul Kiram III yang masih merasa ditinggalkan oleh pemerintah Filipina mengatakan Kesultanan Sulu sekarang mengandalkan PBB, Amerika Serikat, dan Inggris untuk membantu sengketa wilayah di Sabah. Mereka tidak lagi menunggu bantuan dari pemerintahan Presiden Benigno S Aquino karena sulit diharapkan.
Nur Misuari, ketua yang juga pendiri MNLF, telah menyatakan bersedia untuk membantu dalam pembicaraan untuk memecahkan kebuntuan di Sabah antara kelompok bersenjata penyusup Filipina dan aparat keamanan Malaysia.
"Ini adalah pesan saya untuk Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak bahwa saya siap untuk mengirim utusan untuk membuka pembicaraan,” kata Misuari. [AFP/AP/Inquirer/Manila Bulletin/U-5]
Ismael Kiram II
1999- Present
[AFP / AP / Inquirer / Manila Bulletin/U-
http://www.suarapembaruan.com/home/tentara-malaysia-gempur-milisi-sulu-pemberontak-moro-dukung-sultan/31768
( Moro Islamic Liberation Front ) - Support Sultan of Sulu
Moro Islamic Liberation Front
Malaysia's security forces launched a massive military operation to crush militants who infiltrated the region Sulu Sabah, Malaysia, Tuesday (5/3).
On the other hand, the militia was also supported militia Sulu Moro (MNLF), which is making Sabah as a military training site. Until now, the death toll has reached 27 people.
The military operation to take over territories occupied about 180 Filipinos start at 07.00 pm. On Monday (4/3), seven battalions of troops were deployed to the state of Sabah to reinforce police. "The operation to end the occupation started this morning," said the Malaysian government spokesman told AFP on Tuesday (5/3).
On Monday (4/3), the Philippine government has appealed to Malaysia to exercise maximum restraint and avoid further bloodshed. Manila sent Foreign Minister Albert del Rosario to Kuala Lumpur to discuss the crisis in Sabah.
To the Manila Bulletin, Hadji Acmad Spinach, former propaganda chief of the Moro National Liberation Front (MNLF), said Filipinos in Sabah, which is not part of the army of the Sultanate of Sulu, has joined in the battle as a reaction against the "atrocities" Malaysia who killed Imam Maas and four son.
Spinach adds security forces will face Malaysia Moro rebels who knows like the palm of his own hand Sabah. Not only that, Moro also has a logistics warehouse concealed weapons after undergoing training. A number of weapons were deposited between the G1 and the other is the FAL rifle made in Belgium, which supplied the Libyan leader Colonel Muammar Gaddafi to Moro through Malaysia.
"If Mindanao is Manila, Sabah is Kuala Lumpur. Mindanao and Sabah respectively, are 'cash cow' of the Philippines and Malaysia over their natural resources are rich, "says Spinach.
Spinach adds many rebel commanders and experienced members chose to remain in Sabah and stay there. A few days ago, one of the MNLF commanders who had been registered as a foreign trained Tausug warriors and others to strengthen the militia of the Sultanate of Sulu.
There are many Filipinos who are now trying to go to Sabah and helping followers of sultan led by the Raja Muda Agbimuddin Kiram besieged the security of Malaysia.
Meanwhile, the Sultan of Sulu, Jamalul Kiram III who still feel abandoned by the government of the Philippines said the Sultanate of Sulu was now relying on the United Nations, the United States, and the United Kingdom to help dispute areas in Sabah. They are no longer waiting for help from the administration of President Benigno S Aquino because it is difficult to expect.
Nur Misuari, MNLF chairman and co-founder, has expressed willing to assist in talks to break the deadlock in Sabah between armed groups and security forces intruders Malaysia Philippines.
"This is my message to Malaysian Prime Minister Najib Tun Razak that I am ready to send envoys to open talks," said Misuari.
Pemberontak Moro Dukung Sultan Sulu
Pasukan keamanan Malaysia melancarkan operasi militer besar-besaran untuk menumpas militan Sulu yang menyusup ke wilayah Sabah, Malaysia, Selasa (5/3). Di pihak lain, milisi Sulu ternyata juga didukung milisi Moro (MNLF) yang selama ini menjadikan Sabah sebagai lokasi latihan militer. Hingga kini, jumlah korban tewas sudah mencapai 27 orang.
Operasi militer untuk mengambil alih wilayah yang diduduki sekitar 180 warga Filipina mulai pukul 07.00 WIB. Pada Senin (4/3), tujuh batalyon tentara dikerahkan ke negara bagian Sabah untuk memperkuat aparat polisi. "Operasi untuk mengakhiri pendudukan dimulai pagi ini," kata juru bicara pemerintah Malaysia kepada AFP, Selasa (5/3).
Pada Senin (4/3), pemerintah Filipina telah mengajukan banding ke Malaysia untuk melakukan pengendalian maksimum dan menghindari pertumpahan darah lebih lanjut. Manila mengirim Menteri Luar Negeri Albert del Rosario ke Kuala Lumpur untuk membicarakan krisis di Sabah.
Kepada Manila Bulletin, Hadji Acmad Bayam, mantan kepala propaganda Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), mengatakan orang Filipina di Sabah, yang bukan bagian dari pasukan Kesultanan Sulu, telah bergabung dalam pertempuran sebagai reaksi terhadap "kekejaman" Malaysia yang membunuh Imam Maas dan empat anaknya.
Bayam menambahkan aparat keamanan Malaysia akan menghadapi pemberontak Moro yang mengenal Sabah seperti telapak tangannya sendiri. Tak hanya itu, Moro juga mempunyai gudang logistik senjata yang disembunyikan setelah menjalani pelatihan. Sejumlah senjata yang disimpan antara lain adalah senapan G1 dan FAL buatan Belgia, yang dipasok Pemimpin Libia Kolonel Moammar Kadhafi untuk Moro melalui Malaysia.
“Jika Mindanao adalah Manila, Sabah adalah Kuala Lumpur. Mindanao dan Sabah masing-masing adalah ‘sapi perahan’ dari Filipina dan Malaysia atas sumber daya alam mereka yang kaya," kata Bayam.
Bayam menambahkan banyak komandan dan anggota pemberontak yang berpengalaman memilih untuk tetap berada di Sabah dan tinggal di sana. Beberapa hari yang lalu, salah satu komandan MNLF yang pernah dilatih asing telah mendaftar bersama prajurit Tausug dan lain-lain untuk memperkuat ke milisi Kesultanan Sulu.
Ada banyak warga Filipina yang kini mencoba untuk pergi ke Sabah dan membantu pengikut sultan dipimpin oleh Raja Muda Agbimuddin Kiram yang sedang dikepung pihak keamanan Malaysia.
Sementara itu, Sultan Sulu, Jamalul Kiram III yang masih merasa ditinggalkan oleh pemerintah Filipina mengatakan Kesultanan Sulu sekarang mengandalkan PBB, Amerika Serikat, dan Inggris untuk membantu sengketa wilayah di Sabah. Mereka tidak lagi menunggu bantuan dari pemerintahan Presiden Benigno S Aquino karena sulit diharapkan.
Nur Misuari, ketua yang juga pendiri MNLF, telah menyatakan bersedia untuk membantu dalam pembicaraan untuk memecahkan kebuntuan di Sabah antara kelompok bersenjata penyusup Filipina dan aparat keamanan Malaysia.
"Ini adalah pesan saya untuk Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak bahwa saya siap untuk mengirim utusan untuk membuka pembicaraan,” kata Misuari. [AFP/AP/Inquirer/Manila Bulletin/U-5]
Ismael Kiram II
1999- Present
[AFP / AP / Inquirer / Manila Bulletin/U-
http://www.suarapembaruan.com/home/tentara-malaysia-gempur-milisi-sulu-pemberontak-moro-dukung-sultan/31768
No comments:
Post a Comment